SELAMAT DATANG!


Blog ini menyajikan Panduan, Skenario dan Langkah-Langkah Praktis dalam melakukan Transformasi Organisasi Bisnis maupun Publik - termasuk Reformasi Birokrasi - menuju Organisasi Berkelas Dunia

Selamat Menikmati..!

3 Tsunami Perubahan

Awalnya kata 'tsunami' pada judul datas hendak saya tulis dengan "gelombang" sebagaimana arti kata 'wave' yang dipakai Alvin Toffler dalam buku futuristiknya "The Third Wave", tetapi saya menilai kata gelombang kurang tegas menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi dalam dunia yang kita tinggali ini. Gelombang lebih menekankan adanya sesuatu aliran besar yang penuh dengan muatan perubahan, sedangkan tsunami yang saya maksudkan adalah perubahan itu sendiri menggelinding dengan derasnya menggulung hancur apa saja yang dilaluinya. Tak ada cara yang bisa menghadangnya, dan kita akan menjadi korban sia-sia jika berani menghalanginya.

Jaman telah membuktikan terjadinya tsunami perubahan itu dan telah pula memakan korban yang sangat banyak. Apa saja ketiga tsunami itu? Mari kita pinjam 'wave' yang digambarkan oleh Alvin Toffler, seorang pakar dunia yang dinobatkan oleh Accenture Management Consultant sebagai salah satu dari 3 orang paling berpengaruh di dunia para pimpinan bisnis selain Bill Gates dan Peter F. Drucker. (Sebenarnya saya ingin memakai 4 Tsunami, karena menurut saya akan terjadi gelombang yang ke 4 dalam waktu yang dekatt, tetapi anda tentu lebih percaya kepada Alvin Toffler daripada saya bukan?)


Gelombang pertama tsunami datang dan disebut Era Agrikultur ketika manusia mulai mengenal budidaya bahan pangan mereka dengan bercocok tanam. Akibat perubahan ini masyarakat yang tetap memilih nomaden semakin tersingkir dan menjadi suku terasing. Merekalah korban pertama peradaban (baca: perubahan). Bagi mereka yang mau mempelajari cara baru memperoleh pangan itu lantas menjadi lebih makmur, standar hidupnya meningkat. Mereka lantas berlomba-lomba menguasai tanah seluas mungkin, sehingga menjadi tuan tanah, lord, atau baron dan sebagainya. Makin luas tanah yang dimilikinya makin KAYA dia. Singkatnya, modal atau aset di era ini adalah TANAH!

Nikmatnya era agrikultur ini berlangsung sangat lama, hampir 100 abad (8000 SM - 1750), sehingga dunia seakan berjalan tanpa perubahan sama sekali dan orang bisa memastikan hidup akan selalu seperti biasanya.

Lalu datanglah gelombang kedua, yang disebut sebagai era industrial, dipicu oleh penemuan mesin uap oleh James Watt pada tahun 1750. Penemuan ini sangat fenomenal karena kemudian merangsang dan memacu penciptaan mesin-mesin lainnya yang sungguh sangat membantu (salah! Yang benar: menyulap!) taraf hidup melonjak naik berlipat ganda! Betapa tidak! jika sebelumnya seorang pembuat produk hanya bisa menghasilkan 1 produknya dalam 1 minggu, kini dengan mesin ia bisa menghasilkan ratusan bahkan ribuan setiap harinya! Setiap orang tentu ingin memiliki mesin, tetapi tentu saja tidak semua orang bisa, karena harganya tentu saja mahal.

Lalu, siapakah yang bisa memiliki mesin?
Hanya ada 2 golongan manusia yang mampu memiliki mesin dan karena itu muncul paradigma baru era industrial yang hingga kini kita jalani! Jika ingin tahu kedua jenis manusia itu, silakan klik disini. Fokus kita disini masih pada 3 gelombang tsunami perubahan dulu!

Jelas bagi sang pemilik mesin akan menjadi kaya dan semakin kaya raya. Karena itu di era ini yang disebut modal adalah MESIN, bukan tanah lagi. Sifat mekanisasi yang dimiliki mesin membawa pola produksi menjadi massal atau mass production. Dan karena itu diciptakanlah standar-standar dan pembagian tugas secara spesialisasi. Kelompok-kelompok spesialisasi itu tentu memerlukan pengorganisasian kerja agar bersesuaian satu dengan lainnya baik waktu maupun ukuran. Untuk itu diciptakan perangkat organisasi beserta sistem dan prosedur berikut deskripsi jabatan (job description).

Maka terbentuklah sistem ekonomi dan sistem kehidupan baru!
Muncul perusahaan-perusahaan dengan aturan kerja yang mengharuskan orang melakukan P7 (pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pasan)! Muncul pula sekolah formal dengan sistem pengajaran dan bahan ajar yang seragam bagi semua siswa. Bukan hanya barang saja yang diproduksi secara masal, tenaga kerja pun di produksi secara masa dengan pola pikir seragam melalui pendidikan formal itu.

Tentu saja gelombang ini semakin besar karena taraf hidup yang dihasilkannya juga meningkat pesat. Bila dulu orang hanya bergerak lambat, maksimal secepat berkuda, kini orang bisa bergerak dengan mobil bahkan pesawat. Daya angkut dan mobilitas yang pesat mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara mencengangkan. Tumbuh pula kota-kota sebagai sentra ekonomi dengan berbagai efek multipliernya.

Tentu saja ada korbannya. Bagi mereka yang tidak bisa mengakses pendidikan atau menolak perubahan akan tersingkir dan terlindas bahkan tertindas oleh sesama mereka yang lebih beruntung. Muncul masyarakat kaya dan kaum borjuis disatu sisi dan disi lain masyarakat gembel kaum miskin kota.

Sifat penemuan teknologi yang saing menunjang mempercepat penemuan berikutnya dan berikutnya lagi. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi dewa baru yang menjadi tumpuan utama pemecahan segala masalah sehingga menjauhkan manusia dari hakikat dan martabatnya, membentuk jaman Jahiliyah Modern. Tentang jaman Jahiliyah Modern silakan baca disini.

Singkat cerita, era industrial membentuk manusia dengan pola pikir, cara hidup dan budaya yang sama sekali berbeda dengan era agrikultur. Modal yang semula TANAH kini beralih ke MESIN.

Apa implikasi selanjutnya?
Bersambung disini..





Tidak ada komentar: